Sunday, September 9, 2018

Sekilas Penggunaan Instagram API


Yo!..

Hari ini saya mau membagikan sedikit info mengenai penggunaan Instagram API (bagi yang belum tahu saja atau yang sudah lupa, hehe). Sebelumnya kenapa saya menulis ini karena beberapa waktu lalu ada client yang ingin media (foto/video) yang ada di instagramnya ditampilkan di websitenya (sepertinya sebagai portofolio). Lalu teman saya mencoba menggunakan API dari Instagram tapi karena ribet akhirnya lebih memilih aplikasi pihak ketiga yang hasilnya cukup bagus. Bisa menampilkan banyak konten dan responsive tentunya. Tetapi karena itu adalah pihak ketiga ya pastinya ada logo dari aplikasinya yang ikut nempel di medianya (sebut saja iklan). Load-nya cukup berat karena menampilkan banyak foto sekaligus tanpa bisa kita filter semau kita. 
Karena iseng akhirnya saya coba buka website Instagram dan membaca dokumentasi API nya. Btw waktu itu memang pertama kalinya saya coba baca-baca APInya. Sebelumnya belum pernah nyoba-nyoba karena memang gak ada perlu dengan API Instagram. Nah, Akhirnya setelah baca-baca dapetnya sedikit pencerahan. 
Awalnya memang ribet. Karena saya memang kurang paham dengan dokumentasi yang semacam itu dan karena bahasa inggris saya kurang bagus ya jadi malah bingung. Disitu saya mulai frustasi dan mencari info dari blog-blog lain. Dapetlah beberapa tutorial yang bagus tapi entah kenapa ada tahapan yang tetap saja gagal. Saat saya baca-baca lagi ternyata (menurut saya) ada beberapa hal yang tidak (mungkin lupa) disampaikan di dokumentasi.
Di sini saya coba jelaskan mengenai API Instagram yang harus dipahami sebelum menggunakannya :

1. Scope
Scope ini adalah cangkupan/seberapa fitur yang bisa anda gunakan dari API Instagram. Ada 2 jenis scope yang disediakan. Yaitu Basic dan Public_content. Perbedaannya adalah scope Basic hanya bisa digunakan untuk menampilkan profil dan media dari akun yang terdaftar. Sedangkan untuk bisa menampilkan berdasarkan hashtag, comment dll, token yang anda gunakan harus terdaftar dengan scope Public_content. Nah, kalau kita daftar tanpa menentukan scope-nya maka kita akan terdaftar dengan scope basic.

2. Mode 
Instagram API punya 2 mode (dari yang saya pahami). Yaitu mode Sandbox dan mode Live (saya temukan ini di beberapa artikel tapi saya belum menemukannya di dokumentasi). Kedua mode tersebut dapat menampilkan seperti data user, media, hashtag, comment, like, location. Perbedaannya adalah pada batasan dimana mode sandbox hanya bisa menampilkan 20 media (maksimal). Parameter seperti next_max_id (untuk pagination) dan count (untuk menentukan jumlah media yang ingin ditampilkan) tidak akan berfungsi di mode Sandbox.

Nah, untuk mendapatkan mode Live (dari yang saya baca2) kita harus melakukan submission (seperti kuisioner gitu bentuknya) di menu permission pada application yang terdaftar di akun kita (tapi ini belum saya coba).

Singkat cerita, esok paginya saya baca-baca artikel lagi ternyata ada API yang lain lagi yaitu Instagram Graph API (nanti bisa saya bahas kapan-kapan, hehe). Ada-ada saja memang sosmed jaman sekarang makin canggih aja.

Selanjutnya akan saya buat semacam tutorial untuk mendapatkan access_token agar bisa menampilkan media instagram kita di blog/website kita. Kalau ada yang salah dari tulisan ini mungkin master2 bisa mengoreksi. hehe

Sampai jumpa di artikel selanjutnya. :)

No comments:

Post a Comment

Jack of the Red Hearts - Movie Review

Jack of the Red Hearts Bercerita tentang seorang gadis berusia 18 tahun bernama Jacquelyn atau biasa dipanggil dengan nama Jack (d...